Thursday, January 7, 2016

Server Rakitan

Sebuah server merupakan sebuah sistem komputer yang menyediakan jenis layanan tertentu di dalam suatu jaringan komputer. Jadi, ada 3 hal yang perlu dibahas ketika membahas sebuah server, yaitu: sistem komputer, jenis layanan, dan jaringan komputer.

Jaringan komputer yang dimaksud bisa berupa sebuah LAN (Local Area Network) dan bisa juga sebuah jaringan komputer area luas (WAN = Wide Area Network) dan bahkan jaringan komputer berskala internasional (Internet). Jadi, bicara mengenai jaringan komputer berarti bicara mengenai pengguna layanan yang disediakan oleh server.

Jenis layanan yang dimaksud bisa berupa layanan email, layanan berita, layanan game online, layanan weblog, atau jenis layanan lainnya, baik yang bersifat umum dan bisa diakses oleh siapa saja maupun bersifat terbatas yang hanya bisa diakses oleh kalangan tertentu saja.

Lalu komponen ketiga dari sebuah server adalah sebuah sistem komputer. Seperti biasa, sebuah sistem komputer terdiri atas 2 komponen dasar, yaitu komponen hardware dan komponen software. Software yang dimaksud pastilah terdiri atas sebuah operating system (OS) dan sebuah program yang berhubungan dengan jenis layanan yang ditangani oleh server itu sendiri. Misalnya: sebuah layanan email, pastilah didukung dengan sebuah OS dan sebuah program pendukung email seperti Microsoft Exchange atau Lotus Notes atau IceWarp MERAK atau yang lainnya.

Maka, komponen terakhir yang akan kita bahas di sini adalah komponen hardware dari sebuah server. Untuk memudahkan kita membahas komponen hardware sebuah server, maka selanjutnya kata 'server' kita gunakan untuk menyebut komponen hardware sebuah server.

Downtime vs. Reputasi
Salah satu hambatan terbesar dari sebuah layanan adalah adanya downtime. Downtime adalah jumlah waktu yang tersita ketika suatu layanan tidak bisa digunakan atau diakses akibat terjadinya gangguan pada komponen pendukung layanan. Artinya, downtime dimulai ketika layanan menjadi 'unavailable' dan berakhir pada saat layanan kembali 'available'. Jarak waktu dari 'unavailable' sampai dengan kembali 'available' adalah jumlah downtime dari layanan tersebut.

Sesuai dengan definisi server yang sudah dijelaskan di atas, maka penyebab terjadinya downtime juga ada beberapa termasuk masalah yang terjadi pada mesin server itu sendiri. Semakin sering sebuah server bermasalah maka semakin tinggi downtime layanan yang dilayaninya. Semakin tinggi downtime sebuah layanan maka semakin rendah kepercayaan pengguna pada layanan tersebut. Dengan kata lain, downtime berpengaruh pada reputasi penyedia layanan tersebut.

Agar mesin server bisa memberikan dukungan maksimal pada layanan maka spesifikasi server harus lebih baik daripada spesifikasi minimal yang dibutuhkan. Hal ini dibutuhkan agar server tidak selalu bekerja pada performa 100% selama mendukung layanan. 

Server vs Desktop
Perusahaan atau organisasi kecil yang tidak memiliki cukup budget untuk membangun sebuah server cenderung menggunakan komputer desktop untuk dijadikan server. Dalam kondisi ini, server yang dibangun tentunya tidak dilengkapi dengan beberapa sub-sistem pendukung server seperti RAID pada HDD, ECC pada RAM, dan sebagainya. Server yang seperti ini bisa digunakan untuk jenis layanan yang tidak kritikal sehingga kegagalan pada server tidak berpengaruh besar pada operasional perusahaan atau organisasi.

Semakin tinggi tingkat ketergantungan perusahaan atau organisasi pada layanan yang dibebankan pada server, maka kualitas server juga harus semakin tinggi. Pada tingkatan ketergantungan tertentu, server yang menggunakan komputer desktop tidak lagi bisa dipertahankan dan harus diganti dengan server yang lebih berkualitas.

Banyak yang bertanya: apa perbedaan antara server ber-spesifikasi server dengan server yang dibangun dari komputer desktop? Perbedaan yang paling jelas adalah bahwa sebuah server dengan spesifikasi server diciptakan untuk bekerja non-stop. Sementara sebuah komputer desktop tidak didisain untuk bekerja 24 jam sehari secara terus menerus. Komputer desktop yang bekerja secara non-stop biasanya akan berusia pendek.

Selain itu, komputer desktop tidak dilengkapi dengan sistem redundansi yang memadai. Komputer desktop tidak dilengkapi dengan teknologi RAID pada sistem HDD nya sehingga kerusakan pada HDD akan mengakibatkan kehilangan semua data yang tersimpan pada HDD tersebut yang tentunya akan mengakibatkan downtime yang cukup lama sebelum server tersebut bisa diaktifkan kembali.

Server Rakitan
Ketika kebutuhan akan sebuah server yang memiliki spesifikasi server muncul, sementara budget yang tersedia masih belum mencukupi untuk sebuah server 'branded' maka pengadaan sebuah server rakitan bisa dipertimbangkan. Server rakitan artinya kita memilih semua komponen server sesuai spesifikasi server yang dibutuhkan, memesan semua komponen dari toko komputer langganan dan meminta toko komputer tersebut merakitkan semua komponen tersebut menjadi sebuah server yang siap pakai.

Jadi, prosesnya mirip seperti membeli sebuah komputer rakitan biasa. Perbedaannya terletak pada komponen - komponen yang dipakai untuk membangunnya. Sebuah server rakitan dibangun dari berbagai komponen berspesifikasi server.

Satu contoh server rakitan yang saya bangun pada tahun 2009 (dan masih aktif sampai dengan saat ini) memiliki spesifikasi sebagai berikut:

  • Mainboard Intel Entry Server S3210SHLC 
  • Processor Intel Xeon X3220 (Quad-core 2.5GHz) 
  • RAM 4GB DDR2 PC6400 ECC
  • HDD (2x) 250GB SATA-II RAID-1
  • Optical Drive: DVD-RW 
  • Case Tower Agile with 500watt PSU
Perlu diperhatikan bahwa: 
  1.  RAM untuk keperluan server sebaiknya menggunakan RAM yang memang didisain untuk server dan dilengkapi dengan ECC atau ECC Registered. Menggunakan RAM yang didisain untuk komputer desktop memang bisa bekerja tapi performa server tidak bisa maksimal dan usia RAM akan pendek.
  2. Apabila menggunakan HDD jenis SATA, sebaiknya menggunakan HDD yang memang dipersiapkan untuk keperluan server seperti misalnya HDD Western Digital WD Red yang memang didisain untuk aktif terus menerus (non-stop) dalam jangka waktu panjang.
  3. PSU juga demikian. Gunakan PSU yang memang didisain untuk server yang akan aktif terus menerus dalam jangka waktu panjang.
Contoh lain spesifikasi server rakitan:


  • Mainboard Intel Entry Server S5500BCR
  • Processor Intel Xeon E5620
  • RAM (2x) 2GB DDR3 PC10600 ECC-Registered
  • HDD (2x) 500GB SATA-III RAID-1
  • Optical Drive: DVD-RW 
  • Case Rackmount Agile ARMC2R2 800watt
  • Sliding Rail Agile ukuran 2U

Agile ARMC2R2
Server rakitan yang kedua ini saya tempatkan di dalam rack-server sehingga membutuhkan sliding rail sebagai mounting-kit nya. Casing nya sendiri menggunakan Agile ARMC2R2 berukuran 2U.

Server Rakitan vs. Server Branded
Ketika budget mencukupi, maka server branded dapat dijadikan pilihan utama. Ada banyak brand yang bisa dijumpai di pasar seperti IBM, HP, Dell, dan sebagainya.

Apa perbedaan yang mencolok ketika kita membandingkan server rakitan dengan server branded ?  Jawaban pertama dari saya atas pertanyaan itu adalah perihal garansi. Ketika kita membeli server rakitan, garansi yang kita dapatkan adalah garansi toko. Garansi toko itu sendiri didukung dengan garansi setiap komponen yang dirakit di dalam server rakitan tersebut. Setelah garansi toko habis, maka server rakitan kita praktis sudah tidak memiliki proteksi garansi lagi.

Berbeda dengan server branded. Saya memiliki beberapa server branded yang dibeli pada tahun 2004 dan masih operasional sampai saat ini. Ketika server dibeli, saya mendapatkan garansi 3 tahun dari prinsipal nya. Sekecil apapun permasalahan yang muncul pada server branded ini, maka kita akan dilayani seketika setelah laporan kita kirimkan ke customer service nya. Tidak ada biaya apapun yang perlu kita bayarkan termasuk jasa dan sparepart.

Setelah masa garansi 3 tahun berakhir, kita bisa membeli paket Extended Warranty (EW). Ada paket EW 1 tahun, 2 tahun, atau 3 tahun tergantung pada kebijakan yang ditetapkan oleh prinsipal. Biasanya saya langsung membeli EW 3 tahun karena pasti dibutuhkan untuk keberlangsungan server.

Alhasil, setelah berusia lebih dari 10 tahun, server branded saya masih tetap operasional secara maksimal sampai dengan saat ini. Bagusnya lagi, ketika server saya over-heated, saya mendapatkan telepon dari customer care memberitahu saya bahwa server saya sedang mengalami over-heated. Luar biasa. Mereka menjaga server saya lebih daripada apa yang bisa saya lakukan terhadap server saya.

Saya tidak mungkin bisa mendapatkan layanan seperti itu dari server rakitan saya.

Tuesday, December 8, 2015

VoIP

VoIP merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol. Banyak juga yang menyebutnya dengan Voice over IP. Secara singkat, VoIP bisa diartikan sebagai komunikasi suara antara 1 alamat IP dengan alamat IP lainnya. Artinya, suara dari sumber (source) diubah menjadi data biner lalu dikirim melalui saluran data ke alamat IP tertentu (destination). Setelah diterima oleh alamat IP yang dituju, data biner tersebut diubah kembali menjadi suara.

Teori tentang VoIP bisa ditemukan di sini.



BENTUK SEDERHANA
VoIP yang sederhana dapat dibentuk dengan komponen sebagai berikut:


One-to-one









Untuk melakukan komunikasi VoIP melalui konfigurasi di atas, komputer A dan komputer B membutuhkan perangkat:
  1. Speaker untuk menghasilkan suara
  2. Microphone untuk menangkap suara
  3. Software yang menyediakan VoIP seperti Yahoo Messenger, NetMeeting, dsb.
  4. Koneksi data misalnya internet (sesuai dengan software yang digunakan).
One-to-many

VoIP bentuk sederhana cocok digunakan untuk keperluan personal. Konfigurasi di atas bisa digunakan untuk jenis komunikasi voice one-to-one (person-to-person = point-to-point) dan bisa juga digunakan untuk komunikasi voice one-to-many (konferensi), tergantung pada fasilitas yang disediakan oleh software VoIP yang digunakan.


VOIP DENGAN PESAWAT TELEPON

Untuk kegiatan kantor, kita membutuhkan VoIP yang bisa dihubungkan dengan pesawat telepon kantor sehingga bisa digunakan tanpa harus menghidup-matikan komputer. Apalagi kalau VoIP digunakan juga oleh staff kantor yang tidak memiliki komputer atau pejabat perusahaan yang tidak mau direpotkan dengan hitup-mati komputer ketika ingin menggunakan VoIP.

Kita membutuhkan perangkat yang disebut VoIP Gateway untuk membangun jaringan VoIP yang menggunakan pesawat telepon biasa sebagai terminalnya. VoIP Gateway sering juga disebut dengan ATA (Analog Telephone Adapter). Menggunakan perangkat ATA, maka komunikasi VoIP one-to-one akan berbentuk seperti tampak pada gambar di bawah ini.


Untuk membangun komunikasi VoIP menggunakan ATA seperti konfigurasi di atas, yang perlu kita lakukan adalah:

Konfigurasi kabel alat ATA.

Konfigurasi kabel ATA



 Pesawat telepon dihubungkan ke port Phone 1 atau Phone 2 pada alat ATA, lalu kabel Ethernet dari router (internet) atau HUB-switch (LAN/WAN) dihubungkan ke port Internet pada alat ATA.

Perlu diketahui bahwa masing - masing alat ATA memiliki istilah masing - masing untuk menamai setiap port nya. Bahkan, beberapa alat ATA menggunakan nama yang lebih membingungkan lagi seperti FXS atau FXO. Kedua istilah ini akan kita bahas secara terpisah.


Konfigurasi port Internet alat ATA
Yang terpenting pada konfigurasi port internet ini adalah alamat IP yang menjadi identitas perangkat ATA ini di dalam jaringan data ke mana dia dihubungkan.

Apabila alat ATA dihubungkan ke jaringan internet (global) dan Anda tidak menggunakan sebuah router internet, maka Anda membutuhkan sebuah IP Public untuk disimpan di dalam port internet alat ATA Anda. IP Public biasanya diperoleh dari ISP (Internet Service Provider) yang Anda gunakan. Tapi, kalau Anda menggunakan router internet, maka Anda cukup memberikan alamat IP lokal yang dikenal oleh router internet tersebut. Biasanya alamat IP yang dikenal oleh router internet berbentuk 192.168.xxx.xxx dengan subnet mask 255.255.255.0

Apabila alat ATA dihubungkan ke jaringan lokal (LAN) maka Anda membutuhkan alamat IP yang sesuai untuk LAN di mana alat ATA tersebut digunakan. Umumnya, alamat IP LAN akan berbentuk 192.168.xxx.xxx dengan subnet mask 255.255.255.0

Apabila alat ATA dihubungkan ke jaringan WAN -- biasanya untuk komunikasi VoIP antar kantor cabang atau remote-site -- maka Anda membutuhkan sebuah alamat IP yang bisa digunakan untuk komunikasi data antar LAN di dalam WAN. Biasanya, alamat IP di dalam lingkungan WAN akan berbentuk 172.xxx.xxx.xxx dengan subnet mask 255.255.0.0.



Setelah menentukan alamat IP yang sesuai, Anda juga membutuhkan alamat IP Gateway yang sesuai dengan alamat IP yang Anda gunakan untuk alat ATA Anda. Alamat IP Gateway merupakan alamat IP dari suatu alat yang mengatur lalu lintas data dalam jaringan di mana alat ATA itu ditempatkan.


Konfigurasi port Phone / Line alat ATA
Sebelum menyusun konfigurasi pada port Phone atau Line, pastikanlah terlebih dahulu protokol apa yang akan digunakan. Ada beberapa protokol yang tersedia dan bisa digunakan. Untuk komunikasi langsung, saya biasanya menggunakan protokol H.323. Sedangkan untuk komunikasi many-to-many seperti layaknya jaringan telepon Telkom, saya biasanya menggunakan protokol SIP yang didukung dengan SIP-server.

Dalam contoh berikut ini, kita menggunakan protokol H.323 untuk membuat sebuah komunikasi VoIP langsung (H.323 Direct mode) one-to-one. Alat yang saya gunakan adalah sebuah Soundwin S-200 yang memiliki 2 port phone/line bertipe FXS dan kita menyediakan 2 line VoIP yang bisa digunakan untuk 2 pesawat telepon.

Contoh penggunaan ATA

Contoh ini menggunakan konfigurasi VoIP one-to-one seperti terlihat pada gambar di atas. Konfigurasi tersebut saya implementasikan melalui media WiFi dengan jarak k.l. 2 km. Saya ingatkan bahwa media dan jarak bukanlah suatu hambatan untuk membuat VoIP selama jarak dan media tersebut menyediakan alamat IP yang bisa kita gunakan untuk menghubungkan kedua perangkat ATA yang kita gunakan.

Berikut adalah contoh setup Soundwin S200 (sisi kanan) untuk konfigurasi VoIP di atas:

Alamat IP alat = 192.168.107.221
Subnet mask = 255.255.255.0
Default Gateway (router) = 192.168.107.1
VoIP protocol = H.323

Outgoing Dial Plan


Tabel di atas merupakan bagian dari menu Advanced -> Dialing Plan. Pada tabel bagian Outgoing Dial Plan, kita bisa menentukan identitas lawan.

Port 1: kita hubungkan ke Soundwin lawan (alamat IP = 192.168.107.211) dengan nomor dial = 211 --> artinya, ketika kita dial nomor 211, maka kita akan dihubungkan dengan port 1 di Soundwin lawan.

Port 2: kita hubungkan ke Soundwin lawan (alamat IP = 192.168.107.211) dengan nomor dial = 212 --> artinya, ketika kita dial nomor 212, maka kita akan dihubungkan dengan port 2 di Soundwin lawan.

Bagian Incoming Dial Plan diisi dengan nomor dial yang diberikan untuk perangkat Soundwin ini (alamat IP = 192.168.107.221).

Incoming Dial Plan











Port 1: kita beri nomor dial 221. Jadi, ketika ada CALL masuk yang ditujukan ke 221, maka akan dialihkan ke port 1 sehingga pesawat telepon yang terhubung ke port 1 akan berdering.

Port 2: kita beri nomor dial 222. Jadi, ketika ada CALL masuk yang ditujukan ke 222, maka akan dialihkan ke port 2 sehingga pesawat telepon yang terhubung ke port 2 akan berdering.

Bagaimana cara setup Soundwin S200 kiri?  Caranya dengan membalik setup Soundwin S200 kanan, yaitu: bagian Outgoing Soundwin S200 kanan menjadi bagian Incoming di Soundwin S200 kiri dan bagian Incoming S200 kanan menjadi bagian Outgoing di Soundwin S200 kiri.

Cara pakainya?
1. Angkat gagang phone 2.1 (ID = 221) lalu dial 211, maka phone 1.1 berdering.
2. Angkat gagang phone 2.2 (ID = 222) lalu dial 212, maka phone 1.2 berdering.


FXS dan FXO
FXS =  Foreign eXchange Subscriber
FXO =  Foreign eXchange Office

Kedua istilah tersebut muncul dalam pembahasan mengenai ATA (Analog Telephone Adaptor). Sebagaimana lazimnya konektor atau interface, selalu ada 2 pihak/jenis: male atau female, maka ATA juga memiliki 2 jenis konektor, yaitu FXS atau FXO. Konektor / interface FXS bisa diibaratkan sebagai konektor male dan FXO bisa diibaratkan sebagai konektor female.

FXS adalah interface yang mengandung / memberikan daya (power) sehingga bisa dihubungkan ke pesawat telepon. Sebuah pesawat telepon tidak akan berfungsi apabila tidak dihubungkan dengan sebuah interface FXS karena pesawat telepon tidak mempunyai sumber daya sendiri. Ketika dihubungkan dengan interface FXS, maka pesawat telepon mendapat supply daya dari FXS sehingga bisa berfungsi sebagaimana mustinya.


Perhatikan gambar di atas. Phone 1 akan berfungsi dengan baik karena dia dihubungkan dengan interface FXS. Interface FXS akan memberikan daya kepada Phone 1 sehingga Phone 1 bisa bekerja sebagaimana mestinya. Sementara itu, Phone 2 tidak akan berfungsi karena dia tidak mendapatkan daya sama sekali karena interface FXO tidak mengalirkan daya ke Phone 2.

Memilih FXS atau FXO
Pemilihan jenis interface apakah FXS atau FXO dilakukan dalam tahap disain jaringan VoIP. Apabila dalam disain kita menentukan bahwa perangkat ATA akan dihubungkan langsung ke pesawat telepon, maka kita membutuhkan interface FXS. Apabila dalam disain kita akan menghubungkan perangkat ATA ke pesawat telepon dan mesin Fax, maka kita membutuhkan 2 port ATA berjenis FXS. 

Sebaliknya, apabila kita harus menghubungkan perangkat ATA ke sisi EXT sebuah mesin PABX maka kita membutuhkan port ATA berjenis FXO karena sisi EXT mesin PBX mengalirkan daya dan interface FXO membutuhkan daya. Apabila kita menghubungkan sebuah EXT mesin PBX ke interface FXS yang sama-sama mengalirkan daya, maka koneksi tidak akan bekerja sebagaimana mestinya.

Berikut adalah contoh penggunaan FXS dan FXO sesuai perangkat yang digunakan:

FXS  => pesawat telepon analog / single line
FXS  => mesin fax
FXS  => printer multifungsi yang memiliki fungsi telepon / fax
FXS  => CO (Central Office) line pada mesin PBX
FXO  => EXT (Extension) line pada mesin PBX
FXO  => PSTN (line Telkom)


INTEGRASI DENGAN PBX
Ketika 1 sambungan telepon harus dibagi penggunaannya kepada lebih dari 1 pengguna, di situlah kita membutuhkan perangkat PBX. Perangkat PBX memungkinkan kita membagi penggunaan 1 sambungan telepon kepada 2 atau 3 atau lebih pengguna tergantung pada spesifikasi perangkat PBX yang digunakan. Dengan demikian, perangkat PBX memungkinkan kita meningkatkan efisiensi penggunaan sambungan telepon dan tidak perlu menyewa 1 sambungan telepon untuk masing - masing karyawan di dalam kantor.

Hal yang sama berlaku untuk sambungan VoIP karena kita tidak perlu menyediakan 1 sambungan VoIP untuk masing - masing karyawan di dalam kantor. Dalam praktek, saya biasanya menyediakan 3 atau 4 sambungan VoIP saja untuk kantor yang ditempati oleh 20 orang karyawan. Untuk kantor yang dihuni oleh 10 orang karyawan, cukup disediakan 2 sambungan VoIP saja. Tentunya jumlah sambungan VoIP ini sangat bervariasi tergantung pada tingkat urgensinya. Misalnya, kantor yang ditempati oleh seorang manager, maka manager tersebut mendapatkan prioritas lebih tinggi daripada karyawan di level yang lebih rendah.

Mengenal PBX
Ada banyak merek dan tipe PBX yang beredar di pasaran dengan aneka spesifikasinya masing-masing. Dalam topik kita untuk integrasi VoIP dan PBX ini, kita cukup mengetahui fungsi dasar dari mesin PBX, khususnya bagian CO (Central Office) dan bagian EXT (Extension) nya.

Bagian CO adalah sisi FXO dari mesin PBX. Oleh karena itu, dia harus dihubungkan dengan jaringan telepon (Telephony Network) dengan interface FXS. Jaringan PSTN adalah salah satu contoh jaringan telepon yang memiliki interface FXS.

Bagian EXT adalah sisi FXS dari mesin PBX. Jadi, semua perangkat yang memiliki interface FXO bisa dihubungkan ke bagian EXT ini, misalnya pesawat telepon kantor dan mesin fax.

CO atau EXT ?
Satu hal penting yang harus diketahui mengenai PBX: ketika CALL datang ke bagian CO mesin PBX, maka CALL tersebut akan dikirimkan ke titik Operator yang ditentukan dalam mesin PBX tersebut. Biasanya, titik Operator tersebut adalah EXT no. 001. Dalam beberapa mesin PBX, titik Operator bisa diarahkan ke EXT tertentu (contoh: EXT 101).

Dan, satu hal lagi yang harus dipahami adalah bahwa ke sisi manapun sambungan VoIP akan kita hubungkan, baik sisi CO maupun EXT, sambungan VoIP tersebut harus mengikuti aturan FXS/FXO dari sisi PBX terkait.
Artinya, kalau kita menghubungkan sambungan VoIP ke sisi CO mesin PBX maka kita harus menggunakan perangkat ATA yang memiliki interface FXS. Sebaliknya, kalau kita menghubungkan sambungan VoIP ke sisi EXT mesin PBX maka kita harus menggunakan perangkat ATA dengan interface FXO. 

Apa bedanya menghubungkan sambungan VoIP ke sisi CO dengan sisi EXT ?

Apabila menghubungkan sambungan VoIP ke sisi CO maka setiap CALL yang datang dari arah VoIP akan berdering di titik Operator. Setelah CALL diterima oleh Operator, kemudian Operator akan melakukan Transfer ke EXT yang dituju. Disain ini menganggap bahwa sambungan VoIP berasal dari luar kantor sehingga setiap CALL nya harus melalui Operator sebelum dihubungkan ke EXT yang dituju.

Apabila menghubungkan sambungan VoIP ke sisi EXT mesin PBX maka CALL dari arah VoIP akan dkhubungkan langsung ke EXT yang dituju. Untuk itu, CALL dari arah VoIP harus disertai dengan nomor EXT yang dituju. Apabila ingin berbicara dengan Operator (misalnya Operator ditempatkan pada EXT 101), maka Pemanggil (CALLer) harus men-dial EXT 101 setelah VoIP nya terhubung ke mesin PBX.


Saturday, December 5, 2015

Tentang blog ini

Saya mulai menyusun blog ini pada bulan Desember 2015. Berarti sudah lebih dari 25 tahun saya berkecimpung di bidang IT.

Saat ini, saya bekerja pada satu grup perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batubara yang memiliki banyak situs tambang. Setiap situs tambang memiliki minimal 2 kantor: 1 kantor di dekat tambang dan 1 kantor pelabuhan. Total ada 15 kantor yang sudah saya bangun infrastruktur IT nya selama 8 tahun terakhir, termasuk kantor pusat Jakarta.

Ada banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan, baik selama 25 tahun berkecimpung di bidang IT maupun selama fokus di IT Infrastructure selama 8 tahun terakhir. Bukan hanya pengalaman teknis tapi terutama pengalaman di bidang manajemen yang dibutuhkan untuk mengendalikan operasional infrastruktur IT itu sendiri.

Apabila Anda sedang mencari petunjuk teknis di bidang IT Infrastructure, Anda cukup gunakan search engine seperti Google atau Yahoo, maka Anda akan menemukan banyak sekali panduan teknis. Ada banyak blog, forum, website yang membahas masalah teknis nya baik secara global maupun secara detail.

Begitu juga kalau Anda membutuhkan informasi produk untuk keperluan IT Infrastructure. Ada banyak sekali blog dan website yang menyimpan informasi produk untuk keperluan IT Infrastructure lengkap dengan berbagai review nya.

Blog ini saya bangun bukan untuk membahas mengenai informasi produk atau panduan teknis karena blog ini saya pergunakan untuk mencatat berbagai pengalaman saya dalam mendisain, membangun, implementasi, maintenance, dan memonitor seluruh koneksi yang ada di semua kantor yang terhubung ke kantor pusat Jakarta. Bukan hanya koneksi data tapi juga VoIP dan layanan lainnya yang terkait dengan IT Infrastructure.

Itulah tujuan saya membangun blog ini yaitu agar saya bisa mencatat semua pengalaman yang sudah saya dapatkan dengan harapan agar bisa dimanfaatkan bagi Anda pengunjung blog ini sehingga pada akhirnya pengetahuan dan pengalaman Anda akan menjadi lebih lengkap dan lebih mendalam daripada yang sudah saya alami.

Salam hangat selalu,
Antonius Suryajaya