Jaringan komputer yang dimaksud bisa berupa sebuah LAN (Local Area Network) dan bisa juga sebuah jaringan komputer area luas (WAN = Wide Area Network) dan bahkan jaringan komputer berskala internasional (Internet). Jadi, bicara mengenai jaringan komputer berarti bicara mengenai pengguna layanan yang disediakan oleh server.
Jenis layanan yang dimaksud bisa berupa layanan email, layanan berita, layanan game online, layanan weblog, atau jenis layanan lainnya, baik yang bersifat umum dan bisa diakses oleh siapa saja maupun bersifat terbatas yang hanya bisa diakses oleh kalangan tertentu saja.
Lalu komponen ketiga dari sebuah server adalah sebuah sistem komputer. Seperti biasa, sebuah sistem komputer terdiri atas 2 komponen dasar, yaitu komponen hardware dan komponen software. Software yang dimaksud pastilah terdiri atas sebuah operating system (OS) dan sebuah program yang berhubungan dengan jenis layanan yang ditangani oleh server itu sendiri. Misalnya: sebuah layanan email, pastilah didukung dengan sebuah OS dan sebuah program pendukung email seperti Microsoft Exchange atau Lotus Notes atau IceWarp MERAK atau yang lainnya.
Maka, komponen terakhir yang akan kita bahas di sini adalah komponen hardware dari sebuah server. Untuk memudahkan kita membahas komponen hardware sebuah server, maka selanjutnya kata 'server' kita gunakan untuk menyebut komponen hardware sebuah server.
Downtime vs. Reputasi
Salah satu hambatan terbesar dari sebuah layanan adalah adanya downtime. Downtime adalah jumlah waktu yang tersita ketika suatu layanan tidak bisa digunakan atau diakses akibat terjadinya gangguan pada komponen pendukung layanan. Artinya, downtime dimulai ketika layanan menjadi 'unavailable' dan berakhir pada saat layanan kembali 'available'. Jarak waktu dari 'unavailable' sampai dengan kembali 'available' adalah jumlah downtime dari layanan tersebut.
Sesuai dengan definisi server yang sudah dijelaskan di atas, maka penyebab terjadinya downtime juga ada beberapa termasuk masalah yang terjadi pada mesin server itu sendiri. Semakin sering sebuah server bermasalah maka semakin tinggi downtime layanan yang dilayaninya. Semakin tinggi downtime sebuah layanan maka semakin rendah kepercayaan pengguna pada layanan tersebut. Dengan kata lain, downtime berpengaruh pada reputasi penyedia layanan tersebut.
Agar mesin server bisa memberikan dukungan maksimal pada layanan maka spesifikasi server harus lebih baik daripada spesifikasi minimal yang dibutuhkan. Hal ini dibutuhkan agar server tidak selalu bekerja pada performa 100% selama mendukung layanan.
Server vs Desktop
Perusahaan atau organisasi kecil yang tidak memiliki cukup budget untuk membangun sebuah server cenderung menggunakan komputer desktop untuk dijadikan server. Dalam kondisi ini, server yang dibangun tentunya tidak dilengkapi dengan beberapa sub-sistem pendukung server seperti RAID pada HDD, ECC pada RAM, dan sebagainya. Server yang seperti ini bisa digunakan untuk jenis layanan yang tidak kritikal sehingga kegagalan pada server tidak berpengaruh besar pada operasional perusahaan atau organisasi.
Semakin tinggi tingkat ketergantungan perusahaan atau organisasi pada layanan yang dibebankan pada server, maka kualitas server juga harus semakin tinggi. Pada tingkatan ketergantungan tertentu, server yang menggunakan komputer desktop tidak lagi bisa dipertahankan dan harus diganti dengan server yang lebih berkualitas.
Banyak yang bertanya: apa perbedaan antara server ber-spesifikasi server dengan server yang dibangun dari komputer desktop? Perbedaan yang paling jelas adalah bahwa sebuah server dengan spesifikasi server diciptakan untuk bekerja non-stop. Sementara sebuah komputer desktop tidak didisain untuk bekerja 24 jam sehari secara terus menerus. Komputer desktop yang bekerja secara non-stop biasanya akan berusia pendek.
Selain itu, komputer desktop tidak dilengkapi dengan sistem redundansi yang memadai. Komputer desktop tidak dilengkapi dengan teknologi RAID pada sistem HDD nya sehingga kerusakan pada HDD akan mengakibatkan kehilangan semua data yang tersimpan pada HDD tersebut yang tentunya akan mengakibatkan downtime yang cukup lama sebelum server tersebut bisa diaktifkan kembali.
Server Rakitan
Ketika kebutuhan akan sebuah server yang memiliki spesifikasi server muncul, sementara budget yang tersedia masih belum mencukupi untuk sebuah server 'branded' maka pengadaan sebuah server rakitan bisa dipertimbangkan. Server rakitan artinya kita memilih semua komponen server sesuai spesifikasi server yang dibutuhkan, memesan semua komponen dari toko komputer langganan dan meminta toko komputer tersebut merakitkan semua komponen tersebut menjadi sebuah server yang siap pakai.
Jadi, prosesnya mirip seperti membeli sebuah komputer rakitan biasa. Perbedaannya terletak pada komponen - komponen yang dipakai untuk membangunnya. Sebuah server rakitan dibangun dari berbagai komponen berspesifikasi server.
Satu contoh server rakitan yang saya bangun pada tahun 2009 (dan masih aktif sampai dengan saat ini) memiliki spesifikasi sebagai berikut:
- Mainboard Intel Entry Server S3210SHLC
- Processor Intel Xeon X3220 (Quad-core 2.5GHz)
- RAM 4GB DDR2 PC6400 ECC
- HDD (2x) 250GB SATA-II RAID-1
- Optical Drive: DVD-RW
- Case Tower Agile with 500watt PSU
- RAM untuk keperluan server sebaiknya menggunakan RAM yang memang didisain untuk server dan dilengkapi dengan ECC atau ECC Registered. Menggunakan RAM yang didisain untuk komputer desktop memang bisa bekerja tapi performa server tidak bisa maksimal dan usia RAM akan pendek.
- Apabila menggunakan HDD jenis SATA, sebaiknya menggunakan HDD yang memang dipersiapkan untuk keperluan server seperti misalnya HDD Western Digital WD Red yang memang didisain untuk aktif terus menerus (non-stop) dalam jangka waktu panjang.
- PSU juga demikian. Gunakan PSU yang memang didisain untuk server yang akan aktif terus menerus dalam jangka waktu panjang.
- Mainboard Intel Entry Server S5500BCR
- Processor Intel Xeon E5620
- RAM (2x) 2GB DDR3 PC10600 ECC-Registered
- HDD (2x) 500GB SATA-III RAID-1
- Optical Drive: DVD-RW
- Case Rackmount Agile ARMC2R2 800watt
- Sliding Rail Agile ukuran 2U
Server rakitan yang kedua ini saya tempatkan di dalam rack-server sehingga membutuhkan sliding rail sebagai mounting-kit nya. Casing nya sendiri menggunakan Agile ARMC2R2 berukuran 2U.
Server Rakitan vs. Server Branded
Ketika budget mencukupi, maka server branded dapat dijadikan pilihan utama. Ada banyak brand yang bisa dijumpai di pasar seperti IBM, HP, Dell, dan sebagainya.
Apa perbedaan yang mencolok ketika kita membandingkan server rakitan dengan server branded ? Jawaban pertama dari saya atas pertanyaan itu adalah perihal garansi. Ketika kita membeli server rakitan, garansi yang kita dapatkan adalah garansi toko. Garansi toko itu sendiri didukung dengan garansi setiap komponen yang dirakit di dalam server rakitan tersebut. Setelah garansi toko habis, maka server rakitan kita praktis sudah tidak memiliki proteksi garansi lagi.
Berbeda dengan server branded. Saya memiliki beberapa server branded yang dibeli pada tahun 2004 dan masih operasional sampai saat ini. Ketika server dibeli, saya mendapatkan garansi 3 tahun dari prinsipal nya. Sekecil apapun permasalahan yang muncul pada server branded ini, maka kita akan dilayani seketika setelah laporan kita kirimkan ke customer service nya. Tidak ada biaya apapun yang perlu kita bayarkan termasuk jasa dan sparepart.
Setelah masa garansi 3 tahun berakhir, kita bisa membeli paket Extended Warranty (EW). Ada paket EW 1 tahun, 2 tahun, atau 3 tahun tergantung pada kebijakan yang ditetapkan oleh prinsipal. Biasanya saya langsung membeli EW 3 tahun karena pasti dibutuhkan untuk keberlangsungan server.
Alhasil, setelah berusia lebih dari 10 tahun, server branded saya masih tetap operasional secara maksimal sampai dengan saat ini. Bagusnya lagi, ketika server saya over-heated, saya mendapatkan telepon dari customer care memberitahu saya bahwa server saya sedang mengalami over-heated. Luar biasa. Mereka menjaga server saya lebih daripada apa yang bisa saya lakukan terhadap server saya.
Saya tidak mungkin bisa mendapatkan layanan seperti itu dari server rakitan saya.